Suami Menganggur, Minta Cerai atau Kabur?


Sudah dua puluh tahun ia berkeluarga. Alhamdulillah Allah menganugerahi empat orang putra. Sebagai istri, ia berusaha tetap tegar menghadapi berbagai cobaan dan ujian, serta kesulitan hidup. Ia bekerja keras mencari nafkah. Semua itu ia lakukan sebagai tanggung jawabnya untuk membesarkan anak-anak. Ini terpaksa dilakukan karena suami tidak bisa mencari nafkah. Pada mulanya mereka memang sama-sama bekerja. Namun ketika ada rasionalisasi di kantor suaminya, dan ia termasuk yang dipecat kondisi langsung berubah. Sang suami setelah berada di rumah tidak berusaha mencari pekerjaan. Ia seperti patah semangat dan malas menjalani hidup. Akhirnya ia cuma di rumah, bermalas-malasan. Sang istri berusaha sabar menghadapi keadaan pahit seperti ini. Tapi lama-kelamaan habis kesabarannya.

Pada awalnya ia masih rela menanggung beban, berperan menghidupi keluarga. Ia berharap suaminya segera sadar dan mau mencari kerja dalam bentuk apa pun asal halal. Ketika suaminya tidak dapat diharapkan dan setelah berkali-kali dinasihati tidak mempan, ia akhirnya mengalah. Yang penting kehidupan keluarga, terutama anak-anak tetap berlangsung. Setiap ada rasa kesal dan jengkel disimpannya di dalam hati.

Puncak kejengkelan dan kemarahan terjadi setelah sang istri tahu ternyata anak-anaknya bukan anak-anak yang baik. Satu di antara mereka menjadi pecandu narkoba. Ia menjadi pengguna aktif obat-obatan terlarang, narkotika, dan morfin. Sangat disesalkan, semua anaknya tidak ada yang bisa menjadi kebanggaan keluarga. Sangat memprihatinkan melihat kondisi anak-anak tak terurus, berantakan, dan terpuruk nilai-nilai akhlak mereka. Rasanya sudah lelah dan putus asa. Langkah apa yang harus ditempuh ibu ini untuk menyelesaikan permasalahannya itu? Apakah perlu ia meninggalkan semuanya untuk memberi pelajaran dan tidak menampakkan diri di hadapan mereka untuk beberapa waktu?

Memang tak mudah menjalani kedua peran yang berbeda. Peran menjadi seorang yang mencari nafkah sekaligus mendidik anak. Sungguh jarang seorang wanita mampu menjalani kedua peran ini sekaligus dengan hasil yang baik. Biasanya memang ada salah satu yang dikorbankan. Kenyataan akhirnya menunjukkan bahwa setiap niat baik, jika tidak dibarengi dengan cara yang baik bisa menimbulkan kekacauan.

Kembali ke masalah ibu wanita karir ini. Manakah yang lebih mudah ia lakukan, mengubah suami agar mau bangkit kembali dan dirinya kembali ke rumah memperbaiki kondisi anak-anak, ataukah ia tinggalkan suaminya dengan membawa anak-anak keluar dari rumah itu meskipun sang anak sudah cukup umur?

Reader Comments



Diberdayakan oleh Blogger.