Istri kembali ke agama lain, apakah cerai jadi pilihan?


Raharjo menjalani hari-harinya dengan bahagia. Pengantin baru tersebut memang baru merasa lega karena dapat menjalani kehidupan bersama dengan tanpa ada perbedaan. Sebelumnya, Raharjo berpacaran dengan Siska. Kedekatannya dengan gadis itu berujung pada satu masalah. Yaitu, mereka sudah sedemikian dekat hingga memutuskan untuk menikah, tapi di sisi lain perbedaan agama membuat mereka bimbang. Memang dalam keluarga keduanya yang kental dengan budaya Jawa membuat mereka dalam satu keluarga berbeda keyakinan bukan satu masalah. Tapi kali ini, keluarganya terkesan menghalangi perkawinan mereka. Yang jelas Raharjo tak mungkin masuk Kristen. Ia termasuk cukup mengerti tentang haramnya pindah agama.

Dengan berusaha memberikan pengertian kepada Siska maka Raharjo mulai melancarkan aksinya agar hubungan mereka masuk ke jenjang ikatan pernikahan. Dan syukur alhamdulillah, Siska mau diajak masuk Islam. Maka berlangsunglah pernikahan di antara mereka. Walaupun tidak semua keluarga Siska hadir, tapi tidak mengurangi kemeriahan pesta pernikahan mereka.

Hari-hari awal pernikahan Raharjo dihiasi dengan kegembiraan. Karirnya di sebuah bank cukup bagus, meskipun tidak terlalu tinggi. Siska tinggal di rumah mengurus semua keperluan rumah tangga. Tahun pertama perkawinan mereka dianugerahi seorang anak. Kebahagiaan mereka pun bertambah sempurna.

Hanya saja, sebuah musibah terjadi. Bank tempat Raharjo bekerja dilikuidasi, ditutup. Raharjo, dari sekian daftar karyawan, termasuk salah satu yang di-PHK. Masalahnya bukan sekadar itu. Raharjo tidak siap menerima kejatuhan yang sangat drastis tersebut. Ia kecewa. Betul-betul kecewa. Apalagi diketahuinya banyak teman yang prestasinya, menurutnya, tidak terlalu bagus tapi masih bisa dipertahankan oleh pemilik bank dengan disalurkan kepada bank lain. Mengapa dirinya tidak diusahakan oleh atasannya masuk ke bank lain yang masih satu grup? Terus saja kekecewaannya ia pendam dengan berdiam diri di rumah.

Raharjo sekarang menjadi orang yang apatis. Ia tidak berusaha mencari pekerjaan. Ia pikir, uang PHK-nya masih cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Tapi sekali lagi, ia enggan mencari kerja. Ia merasa sudah patah arang dengan dunia kerja. Sehari-hari ia hanya di rumah saja bermain PS (Play Station). Ternyata kekecewaan Raharjo adalah awal permasalan rumah tangganya. Ia menjadi senang bermain, nongkrong-nongkrong dengan tetangga yang juga pengangguran atau kelayapan entah ke mana.

Uang tabungan pun sudah mulai habis. Ketika Siska meminta uang belanja, Raharjo malah uring-uringan. ”Tidak tahu suami lagi pusing apa?” katanya sambil membentak dan ngeloyor pergi. Akhirnya, demi menyambung kehidupan rumah tangganya Siska banyak meminta bantuan orang tua dan saudara-saudaranya.

Maka bencana itu pun datang. Karena kedekatan Siska dengan keluarganya dalam hal bantuan perekonomian rumah tangganya, Siska kemudian menyatakan kembali lagi ke agamanya semula. Ia beralasan bahwa selama ini keluarganya berbaik hati membantu rumah tangga Siska dan mereka mendesak Siska untuk balik lagi ke agama Kristen. Ketika disampaikan, marahlah Raharjo. Tapi apa mau dikata, bukannya Siska berubah malah ia meminta Raharjo masuk Kristen jika ingin masalah keluarganya, terutama masalah ekonomi, usai. Raharjo pun tidak bisa menjanjikan dapat pekerjaan baru, karena selama ini pun, ia tidak pernah berusaha mengirimkan lamaran pekerjaan. Ia tidak bisa menahan Siska dengan berjanji untuk berusaha membangun rumah tangga kembali. Pada hari itu juga, Siska mengemasi barang-barangnya dan membawa anak satu-satunya pulang ke rumah orang tuanya. Dalam kesendiriannya, Raharjo berada dalam kebimbangan. Apa yang harus dilakukan?

Reader Comments



Diberdayakan oleh Blogger.