Solusi bagi istri yang memiliki suami centil
Kasus Ibu Sogi
sebenarnya banyak kita temukan di masyarakat. Apabila kita sering membaca rubrik konsultasi
keluarga, kita akan menemukan kasus seperti ini jamak ada di sekitar kita.
Yaitu istri yang baik-baik mempunyai suami yang centil, genit, dan nakal. Suami
macam ini memang menyusahkan semua pihak terutama istrinya.
Wajar memang
seorang istri marah dan jengkel dengan suami yang seperti ini. Sebab, sang
suami berdandan dengan pakaian yang rapi dan parfum yang harum, namun tidak
untuk dirinya. Dandanannya itu hanya untuk menarik perhatian wanita lain atau
untuk mendapatkan pujian. Dengan dandanan seperti itu ia bisa menggoda wanita
lain meskipun hanya sebatas kata-kata. Yang lebih menyakitkan lagi, kadang
’penyakitnya’ itu kambuh ketika ada dirinya berada di tempat itu.
Menghadapi suami
yang seperti ini, Ibu Sogi pertama kali harus bersyukur. Lho kok? Ya. Bersyukur
bahwa Ibu Sogi dipercaya Allah untuk dapat mengubah kelakuan suaminya. Kalau
bukan istrinya sendiri, siapa lagi. Bukankah istri adalah makhluk terdekat dari
seorang suami? Dan sebagai suami istri, keduanya harus saling mengisi. Istri
ada kekurangan, suami yang mengisi dan menasihati, demikian pula sebaliknya.
Kebetulan dalam
rumah tangga Ibu Sogi, yang memiliki kekurangan adalah Pak Sogi. Yaitu genit
dan centil jika bertemu perempuan cantik. Ini memang lebih susah dibandingkan
istri yang mempunyai kekurangan. Suami bisa menggunakan ”power” untuk memaksa istri memperbaiki kelakukan
buruknya. Tapi jika suami, salah menasihati bisa ribut rumah tangga. Bisa-bisa
perceraian pun terjadi.
Cara menasihati
suami yang centil dan genit seperti Pak Sogi bisa dengan berbagai cara. Salah
satunya dengan cara menyindirnya. Apakah pantas seorang suami yang sudah beristri
genit dengan wanita lain? Mungkin bicaranya tidak demikian, tapi intinya
seperti itu, yaitu soal kepantasan. Ia juga disadarkan bahwa Allah melihat
semua perbuatan dan apa yang ada di dalam hatinya. Meskipun tidak ada istri
atau orang lain, menggoda wanita untuk berbuat mesum akan dilihat Allah. Dan
pasti Allah akan menurunkan adzab kepadanya dengan cara diungkap keburukannya
ke publik atau orang yang berpengaruh terhadapnya semisal atasannya di kantor.
Pendekatan agama adalah pendekatan yang pertama kali harus dilakukan. Nasihat
berdasarkan dalil insya Allah memberikan berkah, pahala, dan dapat menyadarkan
orang dengan catatan kita ikhlas memberikannya.
Kedua,
mengembalikan hal itu kepada dirinya. Bagaimana jika istrinya digoda orang,
pasti dirinya merasa cemburu. Demikian pula suami atau orang tua yang digoda
Pak Sogi. Pasti ia cemburu. Masih untung kalau sekadar cemburu, kalau suaminya
yang melabrak niscaya bisa terjadi ’pertumpahan darah.’ Pak Sogi sampai saat
itu pasti belum pernah menemui kasus di mana ia menggoda kemudian suami wanita
tersebut marah. Belum pula menemui masalah yang suami wanita tersebut seorang
preman atau orang berpengaruh sehingga menggoda wanita itu dipastikan menemui
kesengsaraan. Maka, dikatakan kepada Pak Sogi, sebelum telanjur ”berabe” jangan
mengerjakan sesuatu yang berisiko. Siapa tahu wanita yang digoda punya pengaruh
yang bakal menyengsarakan dirinya. Lagi pula, apakah dirinya sudah tidak sayang
kepada istri dengan membiarkannya tertusuk perasaannya ketika sang suami genit?
Biasanya suami
akan tersentuh jika dihubungkan kepada anaknya. Misalnya bagaimana jadinya
anak-anak kalau mengetahui ayahnya genit seperti itu. Apakah tidak malu? Anak-anak juga pasti malu jika diledek
teman-temannya kalau bapaknya genit. Semoga dengan nasihat seperti itu Pak Sogi
bisa sadar.
Suami gk prnh melakukan tindakan kekerasan, kalo berkata2 juga lembut, tp jarang menepati janji dan di t4 kerja menggoda atau merayu wanita lain (Itu dibuktikan dr chat, sms dan foto2nya).. Suami pernah cerita ada yg selalu nawarin dia ke night club kalo malam tiap ketemu, tp suami menolak. Tp kemudian di smsnya, sy baca sendiri kalo yg pertama mengajak adalah suami sy sendiri, bukan org itu. Bahkan dia mengajak temannya buat party di night club itu. Ya Allah.. Perih, sakit hati ini.. Padahal anak masih 1 tahun lebih dan saya tdk bekerja (hanya sebagai ibu rumah tangga). Sikap apa yang paling baik seorang istri lakukan dalam pandangan islam? Sy takut pulang ke rumah ortu sy, saya tdk mau ortu saya menilai pasangan sy jelek akhirnya membenci pasangan sy dan keluarganya, dia masih imam saya yg ingin sy muliakan, sy tidak ingin aibnya diumbar (padahal mertua saya adalah org yg baik, rajin ibadah), sy juga takut mengadu kepada mertua krn mertua lg banyak pikiran (ipar sy mau nikah tp dirundung masalah serius).. Hanya kepada Allah sy meminta pertolongan dan jalan keluar. Tolong dijawab. Jawaban Anda sangat berarti buat sy yg sedang menangis setiap hr :'(. Saya mencoba jd istri yg terbaik, melengkapinya, merayunya, membahagiakannya. Tp sy rasa itu belum cukup buat dia. Mungkin krn stlh nikah bentuk fisik sy berubah, tdk punya waktu merawat diri krn mementingkan anak dan keluarga. Tolong dijawab apa yg harus saya lakukan.
Posting Komentar